Selasa, 07 Desember 2010

PENDIDIKAN BERKARAKTER BANGSA


Membangun Karakter dan Watak Bangsa Melalui Pendidikan Mutlak Diperlukan

        Apabila kita simak bersama, bahwa dalam pendidikan atau mendidik tidak hanya sebatas mentransfer ilmu saja, namun lebih jauh dan pengertian itu yang lebih utama adalah dapat mengubah atau membentuk karakter dan watak seseorang agar menjadi lebih baik, lebih sopan dalam tataran etika maupun estetika maupun perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
        Memang idealnya demikian. Namun apa yang terjadi di era sekarang? Banyak kita jumpai perilaku para anak didik kita yang kurang sopan, bahkan lebih ironis lagi sudah tidak mau menghormati kepada orang tua, baik guru maupun sesama. Banyak kalangan yang mengatakan bahwa "watak" dengan "watuk" (batuk) sangat tipis perbedaannya. Apabila "watak" bisa terjadi karena sudah dari sononya atau bisa juga karena faktor bawaan yang sulit untuk diubah, namun apabila "watak" =batuk, mudah disembuhkan dengan minum obat batuk. Mengapa hal ini bisa terjadi? Jelas hal ini tidak dapat terlepas adanya perkembangan atau laju ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi yang mengglobal, bahkan sudah tidak mengenal batas-batas negara hingga mempengaruhi ke seluruh sendi kehidupan manusia.

Makna Pendidikan
        Banyak kalangan memberikan makna tentang pendidikan sangat beragam, bahkan sesuai dengan pandangannya masing-masing. Azyumardi Azra dalam buku "Paradigma Baru Pendidikan Nasional Rekonstruksi dan Demokratisasi", memberikan pengertian tentang "pendidikan" adalah merupakan suatu proses di mana suatu bangsa mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien. Bahkan ia menegaskan, bahwa pendidikan lebih sekedar pengajaran, artinya, bahwa pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa atau negara membina dan mengembangkan kesadaran diri diantara individu-individu.
       

Potret PENDIDIKAN RUSAK-RUSAKAN

Pendidikan telah kehilangan ruh, pendidikan telah kehilangan elan vital dalam melakukan transformasi sosial. Demikian penerbit buku ini memaparkan secara singkat dalam back-cover. Pendidikan telah mendapatkan stigma karena malpraktik yang dilakukan oleh penguasa dan pelaksana pendidikan di lapangan.
           Bagian demi bagian dalam buku ini merupakan realitas yang selama ini terjadi dalam praktek pendidikan di Indonesia. Mulai dari proses yang terjadi pada peserta didik di sekolah, praktek mengajar guru, sampai pada aras pengambilan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. Gugatan demi gugatan merupakan sajian utama buku ini. Beberapa kritik tajam juga menyeruak seolah mencerminkan sebuah eforia pasca reformasi.
           Sebagai seorang praktisi kebijakan, Darmaningtyas banyak menyoroti malpraktik yang dilakukan oleh penguasa negeri ini. Praktek-praktek pada aras kebijakan pendidikan yang selama ini terjadi di indonesia marak terjadi pasca bergulirnya era otonomi daerah. Dengan adanya desentralisasi dalam bidang-bidang yang telah ditentukan pemerintah, budaya koruppun tak ayal ikut terdesentralisasi pula ke daerah-daerah yang dulunnya enggan dan takut melakukan tindakan-tindakan penyelewengan.
           Dalam kolusi sekarang ini, tawar menawar jabatan guru dilakukan secara terang-terangan antara calon guru dengan aparat pemerintah daerah. Entah ada koordinasi antar daerah atau tidak, yang pasti, ada semacam keseragaman tarif untuk dapat diterima menjadi seorang guru negeri. Untuk menjadi guru SD misalnya, tarifnya antara Rp. 10.000.000-Rp. 20.000.000. sedangkan untuk guru SLTP, karena dasar pendidikannya sama-sama S1, tarifnya antara Rp. 20.000.000.-Rp.40.000.000.(hal. 84).
Pendidikan, kata Darmaningtyas, bukanlah sekedar anggaran. Alih-alih menganggarkan dana untuk pendidikan dengan alokasi yang sesuai dengan kebutuhan. Pemerintah lebih disibukkan dengan permasalahan persiapan “baku hantam” dengan rival politiknya. Padahal dalam pasal 31 UUD 1945 amandemen, pemerintah telah menetapkan bahwa anggaran pendidikan sekurang-kurangnya adalah sebesar dua puluh persen. Dengan melihat realitas yang terjadi di Indonesia, kita bisa mengatakan bahwa pemerintah mengkhianati konstitusi dengan tidak menjalankan amanat UUD 1945.
           Sesuai dengan judulnya, konten buku ini memang lebih banyak mengungkapkan penyelewengan-penyelewengan yang terjadi dalam pendidikan Indonesia. Banyak fakta-fakta yang diungkapkan secara jelas dan lugas. Buku ini bukanlah pemikiran utuh dari si penulis berkenaan dengan pendidikan, namun kumpulan tulisan yang bagus untuk dijadikan refleksi bagi semua orang yang konsen dan menggeluti pendidikan.
............
 
Darmaningtyas Pendidik, peneliti pendidikan, dan
anggota Dewan Penasihat CBE (Centre for the Betterment
of Education) di Jakarta

Pingin Buat Alamat Facebook


Anda berminat mendaftarkan diri berbondong-bondang dalam jejaring sosial, anda bisa membuat alamta Facebook dengan mengeklik dibawah ini:

DAFTAR FACEBOOK
Terimakasih
Didik Santoso

Buat Email Dari Yahoo

Anda ingin berminat buat email, tetapi yang jalas anda harus sudah bisa memahami untuk apa saya membuat email. Jika anda sudah memahami silahkan klik Daftar dibawah ini untuk melakukan pendaftaran emai melalui Yahoo.
DAFTAR

Dipersembahkan oleh Didik Santoso

TAHUN BARU 1432 HIJRIYAH

1432 Hijriyah
Hari ini kita memasuki Tahun Baru 1431 Hijriah. Peringatan Tahun Baru Islam bukan hanya sebatas kata tanpa makna tapi kita hendaknya memaknai Tahun Baru Hijriyah dengan tindakan perubahan sesuai  dengan arti kata hijrah yaitu berpindah. Bisa dikatakan bahwa makna pergantian Tahun Baru Islam itu sebagai momentum perubahan menuju ke arah perbaikan. Perubahan ini dapat dilakukan manakala setiap individu mampu menghijrahkan pemikirannya bagi kemajuan dalam kehidupan secara pribadi.
Dalam Sejarah Islam, tahun Hijriah diawali oleh peristiwa hijrahnya Rasulullah Muhammad SAW. bersama Abu Bakar ash-Shidiq RA. dari Makkah ke Madinah dalam rangka berdakwah dalam menegakkan agama Islam.
Semoga di hari ini kita mampu memaknai Tahun Baru Hijriah dengan perubahan sikap dan perbuatan kita ke arah dan tujuan hidup yang lebih jelas, terencana, istiqamah, fokus, selalu pada jalan-Nya dan hanya menggarapkan ridlo-Nya.

Senin, 06 Desember 2010